Rabu, 17 Juni 2015

E-Book Hindu- Budha

ebook Agama Hindu:
1. Samaweda sedot disini gan
2. Yajurweda sedot disini gan
3. Atharwaweda sedot disini gan
4. Weda Mitologi sedot disini gan

ebook agama Budha:
1.Kelahiran Kembali dan keadaan Antara dalam Buddhisme Awal sedot di sini gan
2. 5 Aturan Moralitas Bhuddisme sedot di sini
3. Ananda Penjaga Dhamma sedot di sini
4. Apa itu Avija? sedot disini
5. Cara Berlatih yang Benar untuk mencapai Magga dan Phala yang Lebih Tinggi sedot di sini
6. Buddha dan Dhammanya sedot di sini
7. Budha dan pesannya sedot di sini
8. Buku Pedoman Umat Budha sedot di sini

Resume dari:
1. Kelahiran Kembali dan Keadaan Antara dalam Budhisme Awal
     Periode paling awal dari Buddhisme adalah bersatu, dengan tidak ada aliran-aliran yang terpisah secara jelas. Periode ini bertahan sampai kira-kira masa Aśoka, katakanlah 200 tahun setelah Parinibbana.Komunitas Buddhis awal perlahan-lahan terpecah menjadi berbagai “aliran”, yang secara tradisional berjumlah “18”. Aliran yang kita kenal sebagai “Theravāda” merupakan salah satu dari “18” aliran ini, sedangkan aliran yang kita ketahui sebagai “Mahāyāna” terbentuk belakangan. Semua teks yang kita miliki sekarang disusun ke dalam bentuknya yang sekarang oleh aliran-aliran ini, menggunakan kumpulan materi tekstual bersama yang diwariskan melalui komunitas Buddhis awal. Materi awal terutama ditemukan dalam Sutta-Sutta seperti yang dikumpulkan dalam empat atau lima Āgama/Nikāya, yang akan saya sebut sebagai Āgama Sutta. Vinaya mengandung banyak materi yang umum (misalnya pāṭimokkha) tetapi juga banyak tambahan yang belakangan. Abhidhamma merupakan penyusunan yang belakangan. Oleh sebab itu upaya yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki Buddhisme Awal harus didasarkan terutama pada Āgama Sutta.

    Dari hal ini kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang penting.
  1. Kelahiran kembali dianggap sebagai suatu proses terus-menerus yang harus dilepaskan dalam mencari pembebasan.
  2. Kelahiran kembali ditentukan oleh pikiran seseorang, khususnya pilihan etis seseorang.
  3. Praktik Buddhisme bertujuan untuk mengakhiri kelahiran kembali. 
 2. Apa Itu Avija?
     Avijjā adalah kebodohan mental tentang 4 Kesunyataan Mulia: Tentang
Penderitaan, Penyebabnya, Akhir dari Penderitaan, dan Jalan menuju
Berakhirnya Penderitaan. Orang yang tidak mengerti Kebenaran tentang
Penderitaan mempunyai pandangan yang optimis akan hidup ini, walaupun hal
itu penuh dengan penderitaan baik mental maupun jasmani. Adalah suatu
kesalahan untuk mencari Kebenaran tentang Penderitaan di dalam buku, karena
sebanarnya hal itu ada di tiap mental dan jasmani. Melihat, mendengar, dan
semua fenomena mental dan jasmani yang muncul dari 6 pintu indera adalah
penderitaan (ketidakpuasan) karena mereka tidaklah kekal (anicca), tidak dapat
diandalkan (aniyata), dan tidak menuruti harapan kita (anattā).
       Kebodohan mental ini bagaikan kacamata hijau (membuat rumput
terlihat segar) yang mengakibatkan kuda memakan rumput kering. Orang buta
dapat dengan mudah ditipu oleh penipu yang penuh percaya diri, yang
menawarkan pakaian tak berharga sebagai pakaian yang mahal. Orang buta itu
akan percaya padanya dan akan menyukai pakaian tersebut. Namun demikian,
bila dia dapat sembuh dari kebutaannya, dia akan kecewa dan langsung
membuang pakaian tersebut. Dengan cara yang sama, orang yang diliputi oleh
avijjā menikmati hidup selama tidak menyadari ketidakkekalan (anicca),
penderitaan (dukkha), dan tanpa diri (anattā). Tetapi, dia akan kecewa ketika
pandangan terang (vipassanā ñāna) membuka sifat alami dari kehidupan yang
menjijikkan.

3. Budha dan Pesannya
Kebenaran Dhamma yang pragmatis ini digfambarkan dengan jelas melalui formula utama yang merangkumkan program pembebasannya. yaitu empat kebenaran mulia:
  1. Kebenaran mulia bahwa hidup meliputi Penderitaan (dukha)
  2. Kebenaran Mulia bahwa penderitaan muncul karena nafsu keinginan 
  3. Kebenaran Mulia bahwa penderitaan berakhir dengan lenyapnya nafsu keinginan
  4. Kebenaran mulia bahwa ada sebuah jalan menuju akhirat derita.

4. Buku pedoman Umat Buddha
   Dalam buku ini menjabarkan bagiamana umat budha seharusnya. dan semua dari mulai tempat ibadah dan peristiwa dari Sang budhha menerima pencerahan sampai murid-muridnya menyebarkan agama budha ini. dalam buku ini juga dijelaskna bagaimana umat budha yang ada di Indonesia.

5.  Cara Berlatih yang Benar untuk mencapai Magga dan Phala yang Lebih Tingg
Magga: Jalan menuju terhentinya Dukha dan Phala (Hasil)
Dari bagian kedua dari ceramah dhamma ini, bagaimana caranya berlatih dan mempertahankan phala yang lebih rendah yang telah tercapai,ucapkan semboyannya.
Semboyan: Phala yang telah benar-benar tercapai
Capainya lagi dengan cepat dan pertahankan lebih lama
Dengan tujuan ini, berlatihlah terus berulang-ulang.
Dari bagian ketiga dari ceramah dhamma ini, cara yang benar

untuk mencapai magga dan phala yang lebih tinggi, ucapkan
semboyannya.
Semboyan: Batasi jumlah hari
Tinggalkan keinginan
Arahkan pikiran,
Tiga hal ini harus benar-benar dilaksanakan.

Untuk seorang ariya yang lebih tinggi,Phala yang lebih rendah Tidak dapat dialami lagi Dengan mengetahui fakta ini, bukankah mudah untuk mencapai phala yang lebih tinggi? (Ya, menjadi lebih mudah untuk dicapai, Bhante).
Semboyan: Pada phala yang lebih tinggi,
Phala yang lebih rendah
Telah benar-benar padam
Dikarenakan oleh kepadaman ini,
Sang ariya pemilik phala yang lebih tinggi
Tidak dapat lagi mengalami phala yang lebih
rendah
    Hal ini berarti yogi tidak lagi dapat mengalami phala yang lebih rendah. Ceramah dhamma ini telah selesai dengan baik. Hari ini, melalui kebajikan dari mendengarkan ceramah dhamma tentang Cara Berlatih yang Benar Untuk Mencapai Magga dan Phala Yang Lebih Tinggi, semoga anda dapat mengikuti, berlatih dan berkembang secara selaras dan semoga anda akan dapat merealisasikan dhamma mulia, dan kebahagiaan nibbāna, musnahnya semua penderitaan, yanganda cita-citakan, dengan cepat dan latihan yang mudah.



6.Samaveda
Samaveda (pengetahuan") tidak lain adalah himpunan mantra-mantra yang diberi tanda nada untuk berbagai irama. Samaveda merupakan bagian dari Catur Weda yang disebut juga "Nyanyian Veda Suci. Samaveda memuat 1875 mantram, dan dimana 1800 mantram merupakan pengulangan daripada Rgveda dan 75 mantram yang lain memang disusun dan dimuat dalam sastra ini.

7. Ananda Penjaga Dhamma
Salah seorang siswa Hyang Buddha yang paling banyak disebutkan dalam
kotbah-kotbah Beliau adalah Ananda. Diantara semua bhikkhu besar yang
mengikuti Hyang Buddha, ia menduduki posisi yang paling unik dalam
banyak Posisinya yang unik telah dimulai sebelum kelahirannya. Sama seperti
halnya Hyang Buddha, ia datang ke dunia dari sorga Tusita, dilahirkan pada
hari yang sama seperti Beliau serta dalam kasta yang sama yakni, kasta
kesatria dari keluarga raja suku Sakya. Ayah mereka merupakan kakak
beradik; jadi Ananda adalah seorang sepupu Hyang Buddha. Ia mempunyai
tiga saudara lelaki: Anuruddha. Mahanama, Pandu dan satu saudara
perempuan: Rohini.
Anuruddha memasuki Sangha (pesamuan para bhikkhu) bersama dengan
Ananda dan mencapai tingkat kesucian seorang Arahat, seorang yang telah
mencapai Pencerahan Sempurna. Mahanama, pangeran suku Sakya, tetap
sebagai seorang perumah-tangga dan mencapai tingkat kesucian
Sakadagami  sedang hal yang dapat diketahui mengenai Pandu adalah
bahwa ia berhasil selamat dari keadaan hampir punahnya suku Sakya pada
waktu Hyang Buddha mencapai usia delapan puluh tahun.
Rohini, satu-satunya saudara perempuan Ananda, mengidap penyakit kulit
sebagai akibat dari sifat irinya pada masa hidupnya yang lampau, dan hidup
dalam pengasingan di rumah sampai Hyang Buddha bercerita kepadanya
mengenai penyakitnya yang disebabkan oleh karma lampau, dan telah
merintis jalan baginya dalam mencapai tingkat kesucian Sotapanna.Akhirnya Rohini menjadi sembuh dan setelah meninggal dunia ia terlahir kembali dalam 'Surga Tiga Puluh Tiga Dewa' (Tavatimsa) sebagai istri Sakka,raja para dewa.
Ketika Ananda berusia tiga puluh tujuh tahun. Ia menyusul kakaknya Anuruddha dan sepupunya Devadatta serta juga banyak bangsawan suku Sakya lainnya untuk menjadi seorang bhikkhu.

8. 5 Aturan Moralitas Budha
Benar. Umat Buddha memiliki lima dasar moralitas umat Buddha yang disebut sebagai Panca Sila (dari bahasa Pali : lima dasar moralitas),
Sila pertama adalah menghindari pembunuhan atau menyakiti segala bentuk kehidupan;
Sila kedua adalah menghindari pencurian atau mengambil yang tidak diberikan;
Sila ketiga adalah menghindari tindakan asusila (penyelewengan seksual);
Sila keempat menghindari diri dari berbohong dan berkata yang tidak benar (berkata kasar, fitnah, dll);
Sila kelima, menghindari diri dari penggunaan bahan-bahan yang dapat menyebabkan melemahnya atau berkurangnya kesadaran/ketagihan.

9.Yajurweda
Yajur Weda Samhita adalah bagian dari Weda Sruti, disebutkan terdiri atas mantra-mantra dan sebagian besar berasal dari  Rg.weda . Yajur Weda memuat ajaran mengenai pokok-pokok yajus. Keseluruhan mantranya berjumlah 1.975 mantra.Memuat sastra suci yang terfokus pada ritual dan korban suci. Yajur Weda terdiri atas dua aliran, yaitu :
  • Yayur Weda Putih, dan 
  • Yayur Weda Hitam. 
Wahyu Yayur Weda dihimpun oleh Rsi Waisampayana.

10.Atharwaweda
Atharvaveda; Atharwa Weda Samhita adalah kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis yang merupakan bagian dari weda sruti, sebagaimana disebutkan dalam sumber kutipan weda, sebagai ajaran dari Agama Hindu  Atharwa Weda disebutkan terdiri dari 5.987 mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Weda.
Isinya adalah doa-doa untuk kehidupan sehari-hari seperti mohon kesembuhan dan lain-lain. Wahyu Atharwa Weda dihimpun oleh Rsi Sumantu.

11. Mitologi Weda
Mitologi weda adalah suatu istilah yang digunakan oleh para sarjana masa kini kepada kesusastraan Hindu yang luas, yang menjabarkan dan menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh legendaris, Dewa-Dewi, makhluk supernatural, dan inkarnasi Tuhan yang dijelaskan dengan panjang lebar dalam aliran filsafat dan ilmu akhlak. Mitologi Hindu juga menjabarkan kisah-kisah kepahlawanan yang diklaim sebagai sejarah India masa lampau, seperti Ramayana dan Mahabharata.
Cerita-cerita dalam mitologi Hindu terjalin dalam empat jenjang zaman yang disebut Catur Yuga. Masing-masing Yuga memiliki karakter yang berbeda. Berbagai legenda, kisah tentang Dewa-Dewi dan awatara diyakini terjadi pada zaman yang berbeda-beda pula. Cerita itu dapat disimak dalam kesusastraan Hindu. Kesusastraan mitologi Hindu terjalin oleh etos agama Weda kuno dan kebudayaan Weda, dan cerita-cerita tersebut didasari oleh sistem filsafat Hindu.

12. Budha dan Dhammanya
 Budha adalah seseorang yang mendapatkan pencerahan. budha Gaoutama adalah pembawa ajaran yang disebarkan setelah ia mendapatkan penceraha. nah ajaran-ajarannya disebut dhamma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar