Peta
Jalur Pelayaran Antara India-Indonesia
Peta Jalur Pelayaran Antara India - Indonesia
sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk4l3Tv9Jj-C8jyFDinE8v75Loermyawjkno1oP2HcmfilDshEM6sXARK83mVu1sn3cV1G9-Y7cdR8XOL2duNdG8xg9WtzMKlC2grDvoRvlJVoO7LHhvHhuz2-u6k0QhsPj_g8cHvOghI/s320/o.png
Wilayah
Indonesia terdiri atas pulau besar dan
kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana
pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antarpulau. Peleyaran ini
dilakukan dalam rangka mendorong aktifitas perdagangan. Pelayaran perdagangan
yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia bukan hanya dalam wilayah
Indonesia saja, tetapi telah jauh keluar wilayah Indonesia. Pelayaran dan
perdagangan di asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut antara
Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang dilalui dalam jalur dagang Cina dan
Romawi telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang
dilalui, termasuk wilayah Indonesia oleh karena posisi Indonesia yang strategis
di tengah-tengah jalur hubungan dagang Cina dengan Romawi, maka terjadilah
hubungan dagang antara kerajaan-kerajaan di Indonesia dan Cina beserta India.
Hubungan internasional antara Indonesia dengan bangsa-bangsa di Asia Barat,
Asia Selatan, dan Cina sudah tercipta sejak lama. Hubungan internasional itu
terjadi karena Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan
internasional. Karena posisinya yang strategis, Indonesia memiliki
bandar-bandar perdagangan yang disinggahi kaum pedagang. Mereka inilah yang
berperan dalam menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan, seperti Hindu-Buddha,
Islam, dan Kristen. Jalur perdagangan yang digunakan ialah jalur perdagangan
melalui laut (dikenal sebagai Jalur Emas), dan jalur perdagangan melalui darat
(dikenal sebagai Jalur Sutra). Adapun jalur laut melalui Maluku - Malaka -
Gujarat (India) - Persia atau ke Laut Merah, kemudian dibawa oleh pedagang
melalui gurun pasir ke pantai Laut Tengah (Mediternia), dari sini dibawa oleh
bangsa Eropa dengan kapal ke Venesia dan pelabuhan Lisabon di Spanyol.
sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLk51pjGdkrrdL84OPGvuvLTm0NdsRZc5iplqtVAd2g0VSe04bR9AFFLBrK9yE8-Yo93Ky5PmG3gnf3KhYBo4rkkrbXayKXB8ObhXryAClaL7Z1tdcVYDoj_L_YDJZwOomYynOpDbh8vE/s320/oi.gif
Jalur darat
melalui Malaka - daratan China dibawa oleh pedagang dengan kendaraan darat
seperti onta, kuda, dan keledai menuju ke Persia. Dari Persia, barang dagangan
dibawa ke pantai Laut Tengah dan selanjutnya oleh bangsa Eropa dibawa dengan
kapal ke Venesia dan Lisabon di Spanyol. Kedua jalur itu merupakan jalur
perjalanan pedagang dan barang dagangannya yang berasal dari Barat dibawa ke
Timur, dan sebaliknya. Perdagangan melalui jalur itu juga dipengaruhi oleh
adanya Angin Muson Barat Laut dan Angin Muson Tenggara. Pergantian kedua jenis
angin tersebut memakan waktu 6 bulan sekali sehingga mempengaruhi perjalanan
kapal maupun darat.
Awal abad
Masehi, jalur perdagangan tidak lagi
melewati jalur darat, tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung
perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia
ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang, maka
terjadilah kontak antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal
inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya
Cina ke Indonesia.
Indonesia
sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua
benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan
daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Sehingga orang India maupun
Cina ketika singgah di Indonesia berabur dengan masyarakat pribumi sehingga
terjadilah penyebaran agama, budaya, dan lain-lain.
Teori
masuknya Hindu Buddha di Indonesia
- Hipotesis Ksatria:
Prof.Dr.Ir.J.L. Moens berpendapat
bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan
prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M,
maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan
diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
- Hipotesis Waisya:
Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang
ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang
Indonesia.
- Hipotesis Brahmana:
J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum
Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan
Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia
atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
- Teori Sudra:
Von van Faber, menyatakan bahwa
agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Tujuan mereka adalah
mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan
budak. Dengan jumlah yang besar, diduga
golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran agama dan kebudayaan
Hindu ke Nusantara.
- Teori Arus Balik:
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K
Bosch. Ia mengemukakan peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan
pengembangan agama hindu. Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh
kaum terdidik. Akibat interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk
masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari
bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian
memperdalam agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia
mereka mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari
peninggalan dan budaya yang memiliki corak keindonesiaa
- Teori Campuran: Teori ini
beranggapan bahwa baik kaum Brahmana, Ksatria, para pedagang, maupun golongan
Sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran
masing-masing.
Jadi hubungan dagang telah
menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Buddha ke Indonesia.
Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu Buddha
merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh
proses perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar